page_banner

Peran beberapa indikator fisik dan kimia konvensional dalam budidaya

Peran beberapa indikator fisik dan kimia konvensional dalam budidaya

akuakultur1

 

Seperti kata pepatah, beternak ikan dulu memunculkan air, yang menunjukkan pentingnya lingkungan air dalam akuakultur.Dalam proses pemuliaan, kualitas kualitas air akuakultur dinilai terutama dengan mendeteksi beberapa indikator seperti nilai pH, nitrogen amonia, nitrogen nitrit, sulfida, dan oksigen terlarut.Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami peran beberapa indikator fisika dan kimia di dalam air.

 akuakultur2

1.pH

Keasaman dan alkalinitas merupakan indikator komprehensif yang mencerminkan kualitas air, dan juga merupakan faktor kunci yang secara langsung mempengaruhi kesehatan ikan.Praktik telah membuktikan bahwa pH lingkungan air yang optimal untuk pertumbuhan ikan adalah antara 7 dan 8,5.Terlalu tinggi atau terlalu rendah akan mempengaruhi pertumbuhan ikan bahkan menyebabkan kematian ikan.Ikan dalam air alkali dengan pH lebih tinggi dari 9,0 akan menderita alkalosis, dan akan menyebabkan ikan mengeluarkan banyak lendir, yang akan mempengaruhi pernafasan.PH yang lebih tinggi dari 10,5 akan langsung menyebabkan kematian ikan.Di perairan asam dengan pH lebih rendah dari 5,0, kapasitas pembawa oksigen darah ikan berkurang, menyebabkan hipoksia, sesak napas, asupan makanan berkurang, daya cerna makanan berkurang, dan pertumbuhan lambat.Air asam juga menyebabkan sejumlah besar penyakit ikan yang disebabkan oleh protozoa, seperti sporozoit dan ciliate.

2.Doksigen terlarut

Konsentrasi oksigen terlarut adalah indikator kunci kualitas air budidaya, dan oksigen terlarut dalam air budidaya harus dijaga pada 5-8 mg/L.Oksigen terlarut yang tidak mencukupi dapat menyebabkan floating head, dan pada kasus yang parah akan mempengaruhi pertumbuhan ikan dan menyebabkan kematian tambak. Konsentrasi oksigen terlarut di badan air secara langsung mempengaruhi kandungan zat beracun di badan air.Menjaga kecukupan oksigen terlarut dalam badan air dapat mengurangi kandungan zat beracun seperti nitrogen nitrit dan sulfida.Oksigen terlarut yang cukup di dalam air dapat meningkatkan kekebalan objek pemuliaan dan meningkatkan toleransi mereka terhadap lingkungan yang merugikan.

1.Nitrit Nitrogen

Kandungan nitrit nitrogen di dalam air melebihi 0,1 mg/L, yang secara langsung akan membahayakan ikan.Reaksi nitrifikasi air yang terhambat adalah penyebab langsung dari produksi nitrogen nitrit.Reaksi nitrifikasi bakteri nitrifikasi air dipengaruhi oleh suhu, pH dan oksigen terlarut dalam air.Oleh karena itu, kandungan nitrogen nitrit dalam air berkaitan erat dengan suhu air, pH, dan oksigen terlarut.

2. Sulfida

Toksisitas sulfida terutama mengacu pada toksisitas hidrogen sulfida.Hidrogen sulfida merupakan zat yang sangat beracun, konsentrasi rendah mempengaruhi pertumbuhan objek budidaya, dan konsentrasi tinggi secara langsung akan menyebabkan keracunan dan kematian objek budidaya.Bahaya hidrogen sulfida mirip dengan nitrit, terutama mempengaruhi fungsi pembawa oksigen dari darah ikan, yang mengakibatkan hipoksia ikan.Konsentrasi hidrogen sulfida dalam air akuakultur harus dikontrol di bawah 0,1 mg/L.

Oleh karena itu, memahami item pengujian ini secara akurat, melakukan pengujian rutin, dan mengadopsi tindakan yang sesuai secara tepat waktu dapat sangat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup ikan dan udang serta mengurangi biaya pembibitan.

Colorimeter Portabel Akuakultur T-AM

ss1


Waktu posting: Jan-12-2022